Kata jujur sudah tidak asing
ditelinga kita.Jujur, jujur itu sangat penting dan harus di biasakan sejak
kecil.Berkata Jujuradalah berkata yang
sebenarnya tidak ada yang dilebih-lebihkan dan dikurang-kurangkan , ada apanya
dan sesuai dengan yang sebenarnya atau dibuat-buat.Jika sejak kecil tidak
dibiasakan bebrbica jujur suatu saat akan merugikan orang lain.Kerugian atau
dampak yang akan di rasakan oleh seseorang yang tidak jujur atau berbohong
sebai berikut
* Membuat kepercayaan seseorang akan pudar atau hilang
* Dijauhi oleh teman,sahabat,rekan,dan orang-orang terdekat
* Seseorang akan sulit untuk memberikan kepercayaan
Jadi mulailah belajar berkata jujur kepada siapa saja
karena berkata jujur itu penting bagi diri sendiri dan bagi orang lain.
Terbentuknya Palang Merah
Remaja dilatar belakangi oleh terjadinya Perang Dunia I (1914 – 1918)
pada waktu itu Australia sedang mengalami peperangan. Karena Palang Merah
Australia kekurangan tenaga untuk memberikan bantuan, akhirnya mengerahkan
anak-anak sekolah supaya turut membantu sesuai dengan kemampuannya. Mereka
diberikan tugas – tugas ringan seperti mengumpulkan pakaian-pakaian bekas dan
majalah-majalah serta Koran bekas. Anak-anak tersebut terhimpun dalam suatu
badan yang disebut Palang Merah Remaja.
Pada
tahun 1919 didalam siding Liga Perhimpunan Palang Merah Internasional
diputuskan bahwa gerakan Palang Merah Remaja menjadi satu bagian dari
perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah. Kemudian usaha tersebut diikuti
oleh Negara-negara lain. Dan pada tahun 1960, dari 145 Perhimpunan Palang Merah
dan Bulan Sabit Merah sebagian besar sudah memiliki Palang Merah Remaja.
Di
Indonesia pada Kongres PMI ke-IV tepatnya bulan Januari 1950 di Jakarta, PMI membentuk Palang Merah Remaja yang dipimpin
oleh Ny. Siti Dasimah dan Paramita Abdurrahman. Pada tanggal 1 Maret 1950
berdirilah Palang Merah Remaja secara resmi di Indonesia. Sebelumnya pada awal
pendirian bernama Palang Merah Pemuda (PMP) kemudian menjadi Palang Merah
Remaja (PMR).
Syarat menjadi anggota PMR
:
1.
Warga Negara Republik Indonesia.
2.
Usia :
PMR Mula : Setingkat usia siswa SD/MI dari 7 – 12 th.
PMR Madya : Setingkat usia siswa SMP/MTs dari 12 – 16 th.
PMR Wira : Setingkat usia siswa SMA/MA dari 16 – 20 th.
3.
Dapat membaca dan menulis.
4.
Atas dasar kemauan sendiri.
5.
Mendapat persetujuan orang tua.
6.
Bersedia mengikuti Pendidikan & Pelatihan Dasar Kepalangmerahan.
7.
Permintaan jadi anggota disampaikan ke Pengurus Cabang PMI setempat.
Tugas-tugas
PMR disebut juga dengan Tri Bakti PMR, yaitu :
1. Berbakti kepada
Masyarakat.
2. Mempertinggi
keterampilan dan memelihara kebersihan dan kesehatan.
3. Mempererat
persahabatan Nasional dan Internasional
Pada tanggal 30 November 1852, ia mendirikan
Jenewa bab dari YMCA dan tiga tahun kemudian ia ikut ambil bagian dalam
pertemuan Paris yang dikhususkan kepada pembinaan organisasi internasional.Pada
tahun 1849, pada usia 21, Dunant dipaksa meninggalkan College Calvin karena
nilai yang buruk, dan ia memulai magang pada perusahaan Pertukaran Uang Lullin
et Sautter.Setelah berhasil , ia menetap sebagai karyawan bank.
Namun, hak-hak tanah dan air yang tidak jelas ditetapkan, dan otoritas kolonial
tidak khususnya koperasi. Akibatnya, Dunant memutuskan untuk naik banding
langsung ke Perancis emperor Napoleon III, yang dengan tentara di Lombardy pada
saat itu. Perancis telah berjuang di samping Piedmont-Sardinia melawan Austria,
yang telah menduduki banyak sekarang Italia. Dunant menulis buku nyanjung penuh
dengan pujian untuk Napoleon III dengan maksud untuk hadir ke maharaja,
kemudian perjalanan ke Solferino untuk bertemu dengan dia secara pribadi.
Dunant tiba di Solferino pada malam 24 Juni 1859, pada hari yang sama sebuah
peperangan antara kedua belah pihak telah terjadi di dekatnya.Tiga puluh
delapan ribu luka, mati dan mati, masih di medan perang, dan ternyata ada
sedikit akan berusaha untuk memberikan perawatan. Shocked, Dunant dirinya
mengambil inisiatif untuk mengatur penduduk sipil, terutama perempuan dan anak
perempuan, untuk memberikan bantuan kepada prajurit yang terluka dan sakit. Mereka
kekurangan bahan dan pasokan mencukupi, dan Dunant sendiri disusun pembelian
bahan-bahan yang diperlukan dan membantu mendirikan rumah sakit sementara. Dia
yakin penduduk untuk melayani luka tanpa mempedulikan sisi mereka dalam konflik
per slogan “Tutti fratelli” (All are brothers) coined oleh wanita yang dekat
kota Castiglione delle Stiviere.
Dia juga berhasil memperoleh rilis Austria
dokter diambil oleh Perancis.Setelah kembali ke Jenewa pada awal Juli, Dunant
memutuskan untuk menulis buku tentang pengalaman dia, dia yang berjudul Un
Souvenir de Solferino (A Memory of Solferino). Ia telah diterbitkan di dalam
edisi 1862 dari 1.600 eksemplar dan telah dicetak di Dunant sendiri biaya.Di
dalam buku, ia menggambarkan peperangan, dan biaya, dan setelah itu keadaan
kacau-balau. Dia juga mengembangkan gagasan bahwa di masa depan organisasi
yang netral harus ada untuk memberikan perawatan kepada prajurit luka.Dia
didistribusikan ke buku terkemuka banyak tokoh politik dan militer di Eropa.
Dunant juga mulai perjalanan melalui Eropa untuk mempromosikan ide-ide
nya.Bukunya yang sangat positif yang diterima, dan Presiden dari Masyarakat
Jenewa untuk Kesejahteraan Masyarakat, yuris Gustave Moynier, menjadikan buku
dan saran topik di 9 Februari 1863 pertemuan organisasi.
Mereka membuat lima orang Komite untuk mencari kemungkinan mereka pelaksanaan
dan Dunant dibuat salah satu anggota. Yang lain adalah Moynier, di Swiss
tentara umum Henri Dufour, dan dokter Louis Appia dan Theodore Maunoir. Pertemuan pertama mereka pada 17 Februari 1863
kini dianggap didirikan pada tanggal Komite Internasional Palang Merah. Dari
awal, Moynier dan Dunant telah meningkatkan konflik dan perbedaan pendapat
tentang masing-masing visi dan rencana.Moynier menganggap gagasan Dunant untuk mendirikan
netralitas untuk perlindungan dan perawatan implausible selular Dunant
disarankan untuk tidak bersikeras pada konsep ini.
Namun, Dunant terus melakukan advokasi di posisi ini perjalanan dan percakapan
dengan peringkat tinggi-tokoh politik dan militer. Ini intensif pribadi konflik
antara Moynier, yang mengambil pendekatan yang lebih pragmatis terhadap proyek,
dan Dunant yang merupakan visi idealis di antara lima, dan dipimpin oleh
Moynier ke upaya untuk menyerang Dunant dan tawaran untuk kepemimpinan.
Pada bulan Oktober 1863, 14 negara ikut ambil
bagian dalam pertemuan di Jenewa yang disusun oleh komite untuk membahas
peningkatan perawatan untuk luka prajurit. Dunant sendiri, tetapi, hanya
karena protokol pemimpin Moynier dari upaya untuk mengurangi peranannya. Setahun kemudian, seorang diplomat konferensi
diselenggarakan oleh Swiss Parlemen dipimpin dengan penandatanganan pertama
Konvensi Jenewa oleh 12 negara. Di antara beberapa penghargaan lainnya di tahun-tahun berikutnya, pada 1903
Dunant diberikan sebuah kehormatan doktor oleh fakultas medis dari University
of Heidelberg. Dia tinggal di rumah sakit swasta di Heiden sampai akhir
kematiannya. Pada tahun terakhir hidupnya, ia menderita depresi dan paranoid
tentang pengejaran oleh para kreditur dan Moynier. Bahkan ada hari ketika
Dunant bersikeras bahwa memasak di rumah sakit swasta pertama rasa makanan itu
sebelum dia minta untuk melindungi terhadap kemungkinan keracunan. Meskipun ia
terus menganut Kristen kepercayaan, di akhir tahun dia spurned dan menyerang
Calvinism dan terorganisir agama secara umum. Menurut perawat, yang bertindak
akhir hidupnya adalah untuk mengirimkan salinan dari buku Müller ke italian
queen dengan dedikasi pribadi. Dia meninggal pada tanggal 30 Oktober 1910, ia
outliving oleh nemesis Moynier hanya dua bulan. Meskipun selamat dari ICRC pada
penganugerahan dari hadiah Nobel, dua saingan tidak pernah mencapai
rekonsiliasi. Menurut keinginan, dia dikuburkan tanpa upacara di Sihlfeld
Cemetery di Zürich.Menurut dia akan, ia menyumbangkan dana untuk yang aman
“bebas tidur” Heiden di rumah sakit swasta yang akan selalu tersedia untuk
warga miskin di wilayah dan deeded uang ke teman-teman dan organisasi sosial di
Norwegia dan Swiss. Sisa dana itu kepada kreditur sebagian relieving his
hutang; nya ketidakmampuan untuk menghapus hutang itu adalah beban besar untuk
dia sampai kematiannya. Bekas rumah sakit swasta di rumah-rumah yang sekarang
Heiden Henry Dunant Museum.
SEJARAH PMI
Berdirinya Palang Merah di
Indonesia sebenarnya sudah dimulai sejak masa sebelum Perang Dunia Ke-II. Saat
itu, tepatnya pada tanggal 21 Oktober 1873 Pemerintah Kolonial Belanda
mendirikan Palang Merah di Indonesia dengan nama Nederlands Rode Kruis Afdeling
Indie (Nerkai), yang kemudian dibubarkan pada saat pendudukan Jepang.
Perjuangan untuk mendirikan Palang Merah Indonesia sendiri diawali sekitar
tahun 1932. Kegiatan tersebut dipelopori oleh Dr. RCL Senduk dan Dr Bahder
Djohan. Rencana tersebut mendapat dukungan luas terutama dari kalangan
terpelajar Indonesia. Mereka berusaha keras membawa rancangan
tersebut ke dalam sidang Konferensi Nerkai pada tahun 1940 walaupun akhirnya
ditolak mentah-mentah. Terpaksa rancangan itu disimpan untuk menunggu
kesempatan yang tepat. Seperti tak kenal menyerah, saat pendudukan Jepang,
mereka kembali mencoba untuk membentuk Badan Palang Merah Nasional, namun
sekali lagi upaya itu mendapat halangan dari Pemerintah Tentara Jepang sehingga
untuk kedua kalinya rancangan itu harus kembali disimpan.
Tujuh belas hari setelah proklamasi kemerdekaan
17 Agustus 1945, yaitu pada tanggal 3 September 1945, Presiden Soekarno
mengeluarkan perintah untuk membentuk suatu badan Palang Merah Nasional. Atas
perintah Presiden, maka Dr. Buntaran yang saat itu menjabat sebagai Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Kabinet I, pada tanggal 5 September 1945 membentuk
Panitia 5 yang terdiri dari: dr R. Mochtar (Ketua), dr. Bahder Djohan
(Penulis), dan dr Djuhana; dr Marzuki; dr. Sitanala (anggota).
Akhirnya Perhimpunan Palang Merah Indonesia berhasil dibentuk pada 17 September
1945dan merintis kegiatannya melalui bantuan korban perang revolusi
kemerdekaan Republik Indonesia dan pengembalian tawanan perang sekutu maupun
Jepang. Oleh karena kinerja tersebut, PMI mendapat pengakuan secara
Internasional pada tahun 1950 dengan menjadi anggota Palang Merah Internasional
dan disahkan keberadaannya secara nasional melalui Keppres No.25 tahun 1959 dan
kemudian diperkuat dengan Keppres No.246 tahun 1963.
Kini jaringan kerja PMI tersebar di 30 Daerah Propinsi / Tk.I dan 323 cabang di
daerah Tk.II serta dukungan operasional 165 unit Transfusi Darah di seluruh
Indonesia.
PERAN DAN TUGAS PMI
Peran PMI adalah membantu pemerintah di bidang sosial kemanusiaan, terutama
tugas kepalangmerahan sebagaimana dipersyaratkan dalam ketentuan
Konvensi-Konvensi Jenewa 1949 yang telah diratifikasi oleh pemerintah Republik
Indonesia pada tahun 1958 melalui UU No 59.
Tugas Pokok
PMI:
+ Kesiapsiagaan bantuan dan penanggulangan bencana
+ Pelatihan pertolongan pertama untuk sukarelawan
+ Pelayanan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat
+ Pelayanan transfusi darah ( sesuai dengan Peraturan Pemerintah no 18 tahun
1980)
Dalam melaksanakan tugasnya PMI berlandaskan pada 7 (tujuh) prinsip dasar
Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, yaitu Kemanusiaan, Kesukarelaan,
Kenetralan, Kesamaan, Kemandirian, Kesatuan dan Kesemestaan.
Prinsip dasar kepalang
merahan
Dalam PMR dikenalkan 7 Prinsip Dasar yang
harus diketahui dan dilaksanakan oleh setiap anggotanya. Prinsip-prinsip ini
dikenal dengan nama"7 Prinsip Dasar Palang Merah dan Bulan Sabit Merah
Internasional" (Seven Fundamental Principle of Red cross and Red
Crescent).
Kemanusiaan
Gerakan Palang
Merah dan Bulan
Sabit Merah lahir dari keinginan untuk
memberikan pertolongan kepada korban yang terluka dalam pertempuran tanpa
membeda-bedakan mereka dan untuk mencegah serta mengatasi penderitaan sesama.
Tujuannya ialah melindungi jiwa dan kesehatan serta menjamin penghormatan
terhadap umat manusia. Gerakan menumbuhkan saling pengertian, kerja sama dan
perdamaian abadi antar sesama manusia.
Kesamaan
Gerakan memberi bantuan kepada orang yang menderita
tanpa membeda-bedakan mereka berdasarkan kebangsaan, ras, agama, tingkat sosial
atau pandangan politik. tujuannya semata-mata ialah mengurangi penderitaan
orang lain sesuai dengan kebutuhannya dengan mendahulukan keadaan yang paling
parah.
Kenetralan
Gerakan tidak memihak atau melibatkan diri
dalam pertentangan politik, ras, agama, atau ideologi.
Kemandirian
Gerakan bersifat mandiri, setiap perhimpunan
Nasional sekalipun merupakan pendukung bagi pemerintah dibidang kemanusiaan dan
harus mentaati peraturan hukum yang berlaku dinegara masing-masing, namun
gerakan bersifat otonom dan harus menjaga tindakannya agar sejalan dengan
prinsip dasar gerakan.
Kesukarelaan
Gerakan memberi bantuan atas dasar sukarela
tanpa unsur keinginan untuk mencari keuntungan apapun.
Kesatuan
Didalam satu Negara hanya boleh ada satu
perhimpunan Nasional dan hanya boleh memilih salah satu lembaga yang digunakan Palang
merahBulan
Sabit Merah. Gerakan bersifat terbuka
dan melaksanakan tugas kemanusiaan diseluruh wilayah negara bersangkutan.
KesemestaanGerakan
bersifat semesta. Artinya, gerakan hadir diseluruh dunia. Setiap perhimpunan
Nasional mempunyai status yang sederajat, serta memiliki hak dan tanggung
jawab yang sama dalam membantu sama lain.
Cerita
selama Pelatihan jurnalistik dan Web Blog siswa SMP/MTs Se-kota palangkaraya.
Ass.Wr.Wb
Hari
pertama pelatihan aku merasa kurang percaya diri dan merasa gugup karna aku
tidak paham cara membuat blog.Acara ini di ikuti oleh 40 siswa SMP/MTs Se-kota
palngkaraya.20 siswa dari MTsN-2 Palangkaraya dan 20 siwa dari SMPN-1
Palangkaraya , SMPN-3 Palangkaraya , SMP-6 Palangkaraya,SMPN-9 Palangkaraya ,
MTsN-1 Model Palangkaraya ,danMTs An-nur Palangkaraya.Pelatihan ini
berlangsung mulai dari tanggal 5-April-2012 sampai tanggal 7 –April 2012.Acara
ini dibuka oleh bapak Misbah M.ag.Pemberi materi adalah bapak Ismail SE beliau
adalah wartawan dari KAL-TENG Pos.Bapak Ismail menjelelaskan tentang bagaimana
cara membuat berita yang baik.Kami pun disuruh untuk membuat bertia dari contoh
wawancara bapak Ismail dan bapak Musalim.Yang sudah selesai bisa dikumpulkan
dan di baca .Ternyata hasilnya bagus-bagus.
Hari ke-2adalah materi membuat blog memlalui Blogger & Wordpress yang di
berikan bapak Mursalim & bapak Humaidi SE.Awalnya aku bingung cara
membuatnya.Ternyata membuatnya gampang-gampang susah.Setelah Blog jadi kami pun
di ajarkan bagaiman cara membuat posting . Hasil blog & posting para siswa
bagus-bagus dan sangat kreatif.Ada yang menceritaan tentang kesehariannya ada
yangmenulis puisi dan lainnya.Aku pun
mulai menulis untuk blog ku antara lain ada foto-fotoku ada puisi dan lainnya.
Hari
ke-3 hari ke-3 adalah hari terakhir pelatihan.Kami berkunjung ke KAL-TENG
Pos.Disana kami bertemu dengan bapak Ismail .Pak Ismail menceritakan sejarah
berdirinya KAL-TENG Pos.KAL-TENG Pos berdiri pada September 1993.KAL-TENG Pos
pernah mendapatkan musibah kebakaran pada 25-juli-2009 dan konflik etnik yang
maha dahsayt.Setelah menceritakan sejarah berdirinya KAL-TENG Pos kami pun
diajak pak Ismail berkeliling KAL-TENG Pos.Kami di ajak ke Ruang redaksi.Di
ruang redaksi disana banyak kakak-kakak yang sedang bekerja membuat berita dan
ada juga yang sedang rapat.Salah satu kakak yang sedang membuat berita mengajari
kami , kami pun medengarkan penjelasan dari kakak itu.Setelah ke ruang redaksi
kami menuju ruangan percetakan Koran.Disana ada mesin-mesin pembuat Koran dan
gulungan kertas Koran yang masih terbungkus.Kata pak Ismail mesin itu setiap
harinya bisa mencetak sampai 15.000 eksemplar, woow sanagt banyak
sekali.Setelah selasai kamipun kembali ke MTsN-2 untuk melanjutkan pelatihan.Kami
di ajarkan banyak hal seperti cara mengganti tempelate blog , tata letak dan
lain-lainnya.Pada akhirnya pun saatnya acara penutupan.Acara ini di tutup oleh
bapak kepala sekolah MTsN-2 Palangkaraya yaitu bapak Drs Irsani.Setelah selesai
kami berfoto bersama.Ada rasa senang dan rasa sedih di hari terakhir pelatihan
ini.Acara ini akan menjadi kenangan yang indah yang tidak mungkin untku
dilupakan.